Sejarah Bank Indonesia

 Sejarah Bank Indonesia


1. Masa Kolonial Belanda

Awalnya, fungsi bank sentral dijalankan oleh De Javasche Bank (DJB) yang didirikan tahun 1828 oleh pemerintah kolonial Belanda.

DJB memiliki kewenangan mengedarkan uang gulden di Hindia Belanda.


2. Masa Awal Kemerdekaan (1945–1953)

Setelah Indonesia merdeka tahun 1945, DJB masih tetap beroperasi sementara.

Pemerintah RI mendirikan Bank Negara Indonesia (BNI) 1946 untuk menjadi bank sirkulasi, namun karena kondisi ekonomi & politik, fungsi itu tidak berjalan maksimal.


3. Lahirnya Bank Indonesia (1953)

Pada 1 Juli 1953, melalui Undang-Undang Pokok Bank Indonesia No. 11 Tahun 1953, pemerintah mengambil alih De Javasche Bank dan menggantinya menjadi Bank Indonesia (BI).

Sejak itu BI resmi menjadi Bank Sentral Indonesia.


4. Peran Awal Bank Indonesia (1953–1968)

BI berfungsi ganda: sebagai bank sentral dan bank komersial.

Selain mengatur moneter, BI juga menyalurkan kredit langsung kepada masyarakat.


5. Penguatan Fungsi Bank Sentral (1968)

Melalui UU No. 13 Tahun 1968, fungsi BI dipertegas sebagai bank sentral.

BI tidak lagi menjalankan fungsi bank umum, melainkan fokus pada kebijakan moneter dan menjaga kestabilan nilai rupiah.


6. Era Reformasi (1999–sekarang)

Berdasarkan UU No. 23 Tahun 1999 (jo. UU No. 6 Tahun 2009), Bank Indonesia menjadi lembaga independen.

Tugas utamanya adalah menjaga kestabilan nilai rupiah, melalui:

Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter.

Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran.

Mengatur dan mengawasi perbankan (fungsi ini beralih ke OJK sejak 2011).

Comments